X TKJ Berkunjung ketempat Bersejarah Di Daerah Tangerang (Kelompok 2)Fajar zatmika,Muhammad Famoris,Muhammad Azka Mafaza,Reyhan widia Rofik,Verlandi Corneld Pratama,Nayaka Fiqih
Rabu,11,januari,2023
Monumen Palagan Lengkong Project SMK BINA INFORMATIKA
Monumen Lengkong adalah sebuah monumen yang dibangun pemerintah Kota Tangerang dan BSD pada tahun 1993 untuk memperingati Peristiwa Lengkong yang terjadi setelah berakhirnya Perang Pasifik, dimana dalam peristiwa itu 3 orang Perwira dari Resimen IV Tentara Republik Indonesia serta 34 Taruna Akademi Militer Tangerang tewas terbunuh. Lokasi Monumen Lengkong ini letaknya agak tersembunyi di bagian depan kawasan perumahan BSD, Tangerang Selatan.
Untuk memeperdalam mengenai monumen lengkong,kami mengunjungi monumen lengkong yang berlokasi di BSD.
Berikut pertanyaan yang kami tanyakan kepada narasumber.
1.Kapan peristiwa monume lengkong terjadi
Monumen Lengkong yang berbentuk tembok berwarna gelap dengan bidang agak melengkung kedalam setinggi lebih dari 2 meter dengan tulisan berwarna keemasan, berisikan catatan sejarah singkat terjadinya Peristiwa Lengkong, serta nama – nama mereka yang gugur dalam peristiwa itu.
Monumen Lengkong sepertinya dirancang bukan sebagai tempat wisata sejarah, setidaknya karena tidak ditemukan tempat duduk di sekitar lokasi, yang membuat orang ingin cepat – cepat meninggalkan tempat itu setelah berkunjung. Monumen Lengkong mungkin hanya dipergunakan dan ramai dikunjungi setahun sekali ketika dilakukan acara peringatan yang dilakukan setiap tanggal 25 Januari.
Catatan sejarah menyebutkan bahwa pada 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot memimpin puluhan Taruna Akademi Militer Tangerang, yang merupakan akademi militer pertama di Indonesia, untuk mendatangi markas Tentara Jepang di Desa Lengkong, dengan tujuan melucuti Tentara Jepang guna mendapatkan persenjataan.
Perundingan dengan pihak Tentara Jepang dibawah pimpinan Kapten Abe, dilakukan oleh Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo dan seorang Taruna Akademi Militer Tangerang. Letusan senjata dan rentetan mitraliur yang terjadi tiba-tiba ketika perundingan tengah berlangsung berujung pada terjadinya pertempuran tak seimbang yang berakhir dengan tewasnya 34 taruna dan 3 perwira TRI, yaitu Mayor Daan Mogot, Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo. Sedangkan Mayor Wibowo dan lebih dari 20 Taruna lainnya ditawan oleh Tentara Jepang.
Tulisan yang dipahat mengenai Peristiwa Lengkong, berbunyi: “Pada Hari Jumat petang tanggal 25 Januari 1946, telah terjadi peristiwa berdarah di Lengkong / Serpong, dimana pasukan dari Akademi Militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot yang tengah merundingkan penyerahan senjata dari Pasukan Jepang di Lengkong kepada Pasukan TRI secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh Pasukan Jepang, sehingga mengakibatkan gugurnya 34 Taruna Akademi Militer Tangerang dan 3 Perwira TRI, diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar